Oleh; H. Hannan Putra, Lc
Dalam bahasa Arab, kata qalbu berarti jantung. Adapun kebiasaan masyarakat Indonesia, sering mengartikan kalbu dengan hati. Padahal, dalam bahasa Arab, hati diterjemahkan dengan kibd atau kabid. Sama halnya dengan bahasa Inggris, kata heart berarti jantung. Untuk itulah, heart sering digambarkan dengan logo berbentuk jantung.
Adapun untuk hati, bahasa inggris diwakili dengan kata liver. Jadi, orang Arab sendiri tidak pernah memahami bahwa kalbu dapat diterjemahkan dengan organ tubuh bernama hati.Hal ini sesuai dengan sebuah hadis yang populer di masyarakat, "Sesungguhnya, di dalam jasad ada segumpal daging. Jika ia baik maka baiklah jasad seluruhnya, jika ia rusak maka rusaklah jasad seluruhnya. ketahuilah segumpal daging itu adalah kalbu." (HR Bukhari dan Muslim).
Fungsi segumpal daging yang disebutkan hadis ini sangat cocok jika diartikan dengan jantung. Karena, fungsi jantung yang sangat vital terhadap organ tubuh. Adapun hati hanya berfungsi sebagai penyaring racun atau penyakit dari darah.
Penyebutan kalbu dengan terjemahan hati bagi orang Indonesia agaknya serupa degan istilah dalam bahasa Inggris. Kata heart terkadang juga digunakan kepada hal-hal yang mengacu pada jantung. Seperti heart attack (serangan jantung, bukan serangan hati). Layaknya bahasa Indonesia, heart digunakan seperti istilah hati. Seperti kalimat you are always in my heart (kamu selalu di hatiku).
Jadi, tidak diragukan lagi, defenisi kalbu secara etimologi menurut orang Arab hanya bermakna jantung. Adapun secara istilahnya, barulah kalbu bisa dikaitkan dengan jiwa. Hal ini sesuai dengan sifat kalbu yang diterangkan dalam hadis, "Sesungguhnya, orang beriman itu kalau berdosa akan terbentuk bercak hitam di kalbunya." (HR Ibnu Majah).
Jantung secara maknawi dapat dikotori dosa- dosa yang dilakukan manusia. Bukan berarti, dosa benar-benar bisa menghitamkan jantung.
Atau, orang yang banyak dosa bisa memeriksakan dirinya ke dokter jantung dan orang yang terlalu banyak dosa bisa terkena serangan jantung. Noda hitam yang dimaksudkan hadis tersebut hanya bersifat maknawi.
Untuk itulah, Rasulullah SAW saat berusia enam tahun pernah `dioperasi' malaikat Jibril.
Dada Beliau SAW dibelah, kemudian kalbunya dicuci dengan air zamzam. Kalbu Rasulullah dibersihkan dari kotoran-kotoran yang bersifat maknawi, seperti dengki, hasad, riya, dan lainnya. Setelah itu, kalbu tersebut dimasukkan dengan benda-benda bersifat maknawi, seperti kebijaksanaan dan nilai-nilai kebaikan.
Jadi, dosa-dosa yang menghitamkan kalbu tersebut hanya bersifat maknawi. Dalam bahasa Arab, suatu benda bisa saja bermakna asli sebagai sebuah benda, bisa juga dimaknai dengan suatu sifat. Seperti penamaan kalbu sebagai jantung dan kalbu sebagai jiwa. Sama halnya dengan penyebutan 'aql atau akal sebagai nama salah satu anggota tubuh, yaitu otak (kata benda) dan akal yang merupakan suatu pemikiran (kata sifat).
Definisi secara istilah, kalbu lebih sering diterjemahkan dengan kata sifatnya, yakni jiwa. Syekh Abu al-Hasan Ali bin Muhammad bin Ali al- Husaini al-Jurjaniy di dalam kitabnya at-Ta'rifat mendefenisikan, kalbu adalah sifat lembutnya Ketuhanan yang terdapat dalam jiwa manusia.
Jadi, peran kalbu lebih ditekankan sebagai sumber segala sifat baik dan buruk dalam tubuh manusia. Penyakit-penyakit hati, seperti dengki, hasad, sombong, dan lainnya merupakan hal-hal yang akan merusak hati. Itulah yang tercermin dalam sikap dan perilaku seseorang.
Blogger Comment
Facebook Comment