photo banner-rumah-pustaka-blog_zpse71xpgpt.gif

Selamat Jalan Pak Kiai

"Kalau dulu bangsa ini punya Agus Salim dan Muhammad Natsir yang tanda tangannya laku di mana-mana. Kalau sekarang orang itu mungkin adalah Pak Kiai (Ali Mustafa Ya'qub)," kisah sahabat saya, Arrazy Hasyim MA di sebuah rumah makan Padang. Dia-lah yang memperkenalkan saya kepada sosok Kiai kharismatik yang kini sudah almarhum itu.

Semenjak diperkenalkan dengan Almarhum, saya sering sekali bertanya dan berdiskusi dengannya. Baik langsung atau via telepon, ia tak sungkan untuk saya ganggu. Mungkin dosa saya sebagai jurnalis adalah kerap memanfaatkan identitas saya sebagai wartawan untuk bertanya hal-hal pribadi kepada beliau. Sama sekali bukan untuk saya tulis menjadi berita. Murni hanya curhat masalah pribadi.

Beberapa kali saya dimarahinya. Karena pertanyaan yang saya lontarkan mungkin terkesan tolol sebagai thalabul 'ilmi. Mungkin juga ia mengendus ada maksud provokasi di balik pertanyaan saya. Sering ia bilang, "Saya tidak mau jawab pertanyaan kamu yang itu!" tegasnya dengan nada tinggi.

Beberapa isu menarik yang dipaparkannya kerap menjadi trending topik di media-media. Tidak salah kalau saya sangat gemar menuliskan ide-ide Almarhum di Republika. Ia berani, tegas, dan luas ilmunya. Ini yang membuat saya ketagihan berdiskusi dengannya. Selamat jalan Pak Kiai..

Share on Google Plus

About H. Hannan Putra, Lc

Artikel yang ditulis H. Hannan Putra, Lc dalam blog ini dirangkum dari berbagai sumber media. Diantaranya; rubrik Dialog Jumat- Khasanah- Islam Digest di Koran Republika, Republika Online, Majalah Al-Ribath PPMI Mesir, Jurnal Sinai, dakwatuna, Islam Media, Era Muslim, dan media Islam lainnya baik cetak maupun elektronik. Selain itu ada juga beberapa tulisan yang belum diterbitkan. Silahkan mengkopy-paste tulisan-tulisan tersebut untuk syiar dan dakwah Islam. Jangan lupa mencantumkan sumber dari tulisan yang dicopy. Supaya kritikan/ masukan atas tulisan-tulisan tersebut bisa sampai ke penulis.

"Saya bukanlah Ulama, walau cita-cita terbesar saya adalah itu. Saya hanya seorang muballigh yang baru belajar berdakwah dengan lisan dan tulisan. Kajian saya bersifat sederhana, karena memang peruntukan utamanya untuk diri saya sendiri, keluarga, dan masyarakat awam. Saya sangat terbuka untuk berdiskusi. Saya mengusung Islam moderat, anti-fanatisme dan radikalisme. Saya bermazhab Syafi'i. Tapi dalam pemikiran saya lebih suka lintas mazhab dan tak ingin dibatasi oleh kelompok, golongan, atau kepentingan politik. Misi dakwah saya, mengajak anda kepada luasnya Islam, bukan kepada sempitnya golongan." Wassalam, H. Hannan Putra, Lc.
    Blogger Comment
    Facebook Comment