photo banner-rumah-pustaka-blog_zpse71xpgpt.gif

Dakwah yang Benar Selamanya Tak Akan Disenangi Musuh Islam

Oleh Ustadz H Hannan Putra Lc
Pengasuh Pesantren Insan Cendekia Boarding School (ICBS) Payakumbuh

Tersebutlah seorang tokoh intelektual dari kaum Yahudi bernama Finhash. Ketika ia didatangi Abu Bakar RA di  Baytul Midras (tempat dibacakannya Taurat bagi kaum Yahudi), Finhash didakwahi dan diajak untuk memeluk agama Islam.

Apa jawaban dari cendekiawan Yahudi ini? "Wahai Abu Bakar, Demi Tuhan. Kita tidak membutuhkan Allah, tetapi Dia-lah yang membutuhkan kita. Sesungguhnya Dia yang meminta-minta kepada kita. Sesungguhnya kitalah yang kaya dan bukan Dia," ujar Finhash.

Dia mengutip salah satu ayat Al-Qur'an, "
مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً وَاللَّهُ يَقْبِضُ وَيَبْسُطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
"Siapa yang meminjami Allah dengan pinjaman yang baik maka Allah melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak. Allah menahan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan." (QS Al-Baqarah [2]: 245).

Finhash menuturkan, kalau Allah itu benar-benar kaya, mengapa dia meminjam dari hamba-Nya? Pinjaman yang dibayar berlipat ganda tersebut juga termasuk riba. Bukankah Islam mengharamkan riba?

Lihatlah, betapa cerdiknya Finhash dalam menganalisa ayat-ayat Allah SWT dan membuat propaganda menyesatkan. Akalnya yang cerdas ternyata tak membawanya untuk mengimani ayat-ayat Allah. Justru ilmu yang sejatinya adalah nur (cahaya) malah menggelapkan logikanya.

Mendengar jawaban dari Finhash yang sampai kepada Rasulullah SAW, turunlah Firman Allah SWT,
لَقَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ فَقِيرٌ وَنَحْنُ أَغْنِيَاءُ ۘ سَنَكْتُبُ مَا قَالُوا وَقَتْلَهُمُ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَنَقُولُ ذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ
"Sesungguhnya Allah telah mendengar perkatan orang-orang yang mengatakan, 'Sesunguhnya Allah miskin dan kami yang kaya'. Kami akan mencatat perkataan mereka itu dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar. Dan Kami akan mengatakan (kepada mereka), 'rasakanlah olehmu azab yang membakar'." (QS Ali Imran [3]: 181).

Di zaman sekarang juga banyak kaum intelektual dan cendekiawan yang sering nampang di televisi. Tutur katanya bak petuah yang seakan menjadi pencerah dan penyelamat bangsa. Namun lihatlah, orang-orang bertitel gelar bertabur pangkat tersebut malah jauh dari kebenaran.

Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya pada kaum Nahdiyin, terpaksa saya mengambil satu contoh kaum intelektual yang disebut "Tuan Berakal yang Bak Pelita" (S*id Aq*l Sir*j). Pada kenyataannya, Tuan yang berakal ini tak seindah namanya.

Banyak sekali perkataan "si Ahli Hisap" (perokok) ini yang meresahkan umat Islam. Saya ingat dahulu ucapannya yang menyebut orang berjenggot itu goblok dan mengurangi kecerdasan. Padahal pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim As'ari sendiri orang yang berjenggot. Tidakkah dia sadar dia berada di lembaga apa, dan apa yang sedang dia pimpin?

Setelah membawa Bos MNC (HT) kepesantrennya dan menobatkan si mata sipit ini sebagai icon pesantren, kini dia pula yang ikut-ikutan dalam yayasan peduli sekolah Kristen. Makhluk macam apa orang ini? Memang tak syak lagi kita dengan gelar dan titelnya sebagai seorang cendekiawan. Tetapi mengapa selalu saja dia menempatkan diri sebagai teman bagi orang kafir dan musuh bagi orang Islam. Sudah terbalikkah dia memaknai ayat, "Asyiddaa'u 'alal kuffar ruhama'u bainahum." Belum puaskah dia membingungkan umat dan menebar perpecahan di tubuh umat Islam?

Ketika Imam Syafi'i ditanya bagaimana mengetahui pengikut kebenaran di zaman yang penuh fitnah ini, beliau memesankan, "Perhatikanlah panah-panah musuh (ditujukan kepada siapa) maka akan menunjukimu siapa pengikut kebenaran." Pertanyaannya, apakah panah musuh mengarah kepada "Tuan Berakal yang Bak Pelita" ini? Justru malah dia ikut memanah umat Islam bersama dengan teman-temannya yang dari kaum kuffar.

Jika model dakwahmu disenangi oleh musuh-musuh Islam, maka perlu dipertanyakan kebenaran dakwahmu. Ketahuilah, dakwah yang lurus tak pernah membuat musuh-musuhmu bertepuk tangan. Wallahu'alam.
Share on Google Plus

About H. Hannan Putra, Lc

Artikel yang ditulis H. Hannan Putra, Lc dalam blog ini dirangkum dari berbagai sumber media. Diantaranya; rubrik Dialog Jumat- Khasanah- Islam Digest di Koran Republika, Republika Online, Majalah Al-Ribath PPMI Mesir, Jurnal Sinai, dakwatuna, Islam Media, Era Muslim, dan media Islam lainnya baik cetak maupun elektronik. Selain itu ada juga beberapa tulisan yang belum diterbitkan. Silahkan mengkopy-paste tulisan-tulisan tersebut untuk syiar dan dakwah Islam. Jangan lupa mencantumkan sumber dari tulisan yang dicopy. Supaya kritikan/ masukan atas tulisan-tulisan tersebut bisa sampai ke penulis.

"Saya bukanlah Ulama, walau cita-cita terbesar saya adalah itu. Saya hanya seorang muballigh yang baru belajar berdakwah dengan lisan dan tulisan. Kajian saya bersifat sederhana, karena memang peruntukan utamanya untuk diri saya sendiri, keluarga, dan masyarakat awam. Saya sangat terbuka untuk berdiskusi. Saya mengusung Islam moderat, anti-fanatisme dan radikalisme. Saya bermazhab Syafi'i. Tapi dalam pemikiran saya lebih suka lintas mazhab dan tak ingin dibatasi oleh kelompok, golongan, atau kepentingan politik. Misi dakwah saya, mengajak anda kepada luasnya Islam, bukan kepada sempitnya golongan." Wassalam, H. Hannan Putra, Lc.
    Blogger Comment
    Facebook Comment