photo banner-rumah-pustaka-blog_zpse71xpgpt.gif

Daurah Tahfidzul Qur’an ICBS Cetak Para Penghafal Alquran


REPUBLIKA.CO.ID --Allah SWT telah menjamin kemudahan bagi orang yang mempelajari dan menghafal Alquran. Seperti ditegaskan dalam firman-Nya, "Dan sesungguhnya, telah Kami mudahkan Alquran itu untuk menghafalnya maka adakah orang yang mengambil pelajaran?" (QS al-Qomar [54]: 17).

Inilah yang dibuktikan Pesantren Terpadu Insan Cendekia Boarding School (ICBS) Sumatra Barat. Melalui program Daurah Menghafal Alquran yang diselenggarakan berhasil mewujudkan para muhaffidz yang mampu menghafal Alquran hingga empat juz per hari. Dalam empat kali program, setidaknya sudah dihasilkan 42 orang santri hafal Alquran 30 juz.

Direktur Tahfidzul Qur'an ICBS Ustadz H Okta Veldi Andika Lc mengatakan, menghafal Alquran hingga empat juz dalam sehari bukan sekadar khayalan belaka. Hal tersebut benar-benar dibuktikan beberapa orang santrinya yang mengikuti daurah.

"Alquran itu keajaiban. Jadi, tak mus tahil siapa yang berinteraksi de ngan Alquran juga dialiri keajaibankeajaiban dari Alquran. Salah satu bukti keajaiban yang tampak di mata kita adalah kemampuan santri yang bisa menghafal Alquran empat juz sehari. Mereka bukan orang jenius yang IQ-nya sangat tinggi. Mereka orang biasa yang mendapat keajaiban Alquran," papar Ustaz Veldi kepada Republika, Selasa (10/11).

Daurah Tahfidzul Qur'an merupakan program eksklusif dari Pesantren ICBS ini. Santri yang ingin ikut terlebih dahulu menjalani serangkaian tes. Setelah itu, mereka dibebaskan dari tugas-tugas pesantren dan dikirim ke rumah tahfiz. Selama 15 hingga 20 hari, mereka digembleng untuk menghafal Alquran dengan target minimal satu juz sehari.

"Selama daurah berlangsung, mereka diberikan motivasi setiap hari. Mereka hanya menghafal Alquran saja. Soal urusan lain-lain, seperti mencuci dan keperluan pribadi, mereka dilayani seperti raja. Pokoknya, hidup mereka selama daurah hanya full untuk Alquran," jelas Veldi.

Menurut sang ustaz, motivasi bagi penghafal Alquran harus terus diberi kan. Menurutnya, yang paling me nyen tuh bagi peserta daurah adalah motivasi bahwa mereka akan dikekalkan bersama Alquran. "Kita kata kan bahwa merekalah yang menjadi penjaga Alquran. Ini yang paling berkesan di hati santri-santri," katanya.

Pelaksanaan daurah baru kali keempat bagi santri putra dan kali ke dua untuk santri putri. Dalam satu dau rah hanya mampu menampung peserta 15 orang. Daurah yang sudah menamatkan 85 orang santri ini telah melahirkan 42 orang hafiz dan hafizah 30 juz. "Sisanya, kebanyakan hafalannya antara 20 hingga 29 juz. Pokoknya yang ikut daurah tidak akan kurang mengantongi hafalan 15 juz," terang Veldi.

Veldi mengaku, tak ada metode khusus yang diterapkan peserta daurah. Setiap peserta diperkenalkan de ngan berbagai macam metode menghafal Alquran cepat. Setelah itu santri dibebaskan memilih metode yang me reka anggap cocok bagi dirinya. Pembimbing daurah ikut membantu santri dalam menemukan metode yang paling tepat.

"Kita paparkan seluruh metode. Ada yang metode aljawarih (memakai anggota tubuh), metode tarjamah, metode audio visual, hingga metode drama dalam membaca Alquran. Mereka menokohkan dirinya seperti kisah yang di ceritakan ayat Alquran. Setelah itu kem bali kepada mereka masingmasing mau pakai metode yang mana," jelasnya.

Setiap peserta diberikan target-target untuk menghafal. Ada sanksi-sanksi tertentu jika peserta tak mencapai target. "Ada namanya istilah 'the power of kepepet'". Tanpa mereka sa dari, sebenarnya mereka dipaksa untuk menghafal dan menyetorkan hafalannya sebanyak mungkin," ujar Veldi.

"Dengan sistem ini, beberapa orang santri berhasil memperlihatkan hasil maksimal. Santri kita, Dina Rahmadianti, Wiwid Nabila, dan beberapa orang rekan-rekannya yang lain berhasil menghafal empat juz sehari. Padahal mereka baru kelas sembilan SMP," tambahnya.

Setiap mewisuda para penghafal Alquran yang dilahirkan daurah ter sebut, Veldi selalu memesankan untuk kembali memurajaah hafalan. Menurutnya, menghafal Alquran itu mudah. Yang berat adalah menjaga hafalan tersebut hingga akhir hayat. Prestasi kegiatan daurah tersebut disambut uraian air mata dari para orang tua santri yang menyadari anaknya sudah hafal Alquran.

Share on Google Plus

About H. Hannan Putra, Lc

Artikel yang ditulis H. Hannan Putra, Lc dalam blog ini dirangkum dari berbagai sumber media. Diantaranya; rubrik Dialog Jumat- Khasanah- Islam Digest di Koran Republika, Republika Online, Majalah Al-Ribath PPMI Mesir, Jurnal Sinai, dakwatuna, Islam Media, Era Muslim, dan media Islam lainnya baik cetak maupun elektronik. Selain itu ada juga beberapa tulisan yang belum diterbitkan. Silahkan mengkopy-paste tulisan-tulisan tersebut untuk syiar dan dakwah Islam. Jangan lupa mencantumkan sumber dari tulisan yang dicopy. Supaya kritikan/ masukan atas tulisan-tulisan tersebut bisa sampai ke penulis.

"Saya bukanlah Ulama, walau cita-cita terbesar saya adalah itu. Saya hanya seorang muballigh yang baru belajar berdakwah dengan lisan dan tulisan. Kajian saya bersifat sederhana, karena memang peruntukan utamanya untuk diri saya sendiri, keluarga, dan masyarakat awam. Saya sangat terbuka untuk berdiskusi. Saya mengusung Islam moderat, anti-fanatisme dan radikalisme. Saya bermazhab Syafi'i. Tapi dalam pemikiran saya lebih suka lintas mazhab dan tak ingin dibatasi oleh kelompok, golongan, atau kepentingan politik. Misi dakwah saya, mengajak anda kepada luasnya Islam, bukan kepada sempitnya golongan." Wassalam, H. Hannan Putra, Lc.
    Blogger Comment
    Facebook Comment