photo banner-rumah-pustaka-blog_zpse71xpgpt.gif

Hafidz Quran Insya Allah Diterima Masuk Unand

Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumatera Barat (Sumbar) kembali mengeluarkan kebijakan untuk menerima penghafal Alquran atau hafiz sebagai mahasiswa baru pada tahun ini. "Kami menerima 19 orang hafiz Quran untuk menjadi mahasiswa baru lewat Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tahun ini," kata Rektor Unand Prof Tafdil Husni, di Padang, Jumat.

Dia menyebutkan indikator penghafal Alquran ini bagian dari seleksi khusus yang ditetapkan Unand untuk mahasiswa baru. Dalam proses seleksinya tetap sama seperti calon mahasiswa lainnya, akan tetapi kuota sebanyak 19 orang dikhususkan untuk hafizh tersebut. Dari kuota 19 orang hafizh tersebut hanya 12 prodi yang mengajukan. Artinya peluang penerimaan mahasiswa hafizh tersebut berdasarkan permintaan program studi (prodi).

"Tidak semua hafizh bisa masuk Unand, ada kategori tertentu untuk masuk," katanya. Pertama sebut dia, harus hafal Alquran minimal 5 Juz dan memiliki berbagai prestasi sebagai hafiz. Kemudian yang kedua memiliki prestasi yang meningkat dalam hal rapor serta berperilaku baik. Ketiga harus lulusan SMA/SMK baru atau fresh graduate.

Proses seleksi tersebut kata dia merupakan otoritas kampus termasuk indikator pembanding dalam proses memasukkan.  Meskipun demikian dia memastikan proses seleksi akan berjalan sesuai prosedur dan ketentuan SNMPTN. "Walau tajuknya membuka kesempatan hafiz, tetap saja prestasi akademik menjadi acuan utama," kata dia.

Sementara itu salah satu Siswa SMK Faula Syahutri menilai kesempatan yang diberikan Unand ini dapat memacu siswa untuk berprestasi dalam akademik dan keterampilan menghafal Alquran. Hal ini juga katanya dapat menjadi sebuah terobosan bagi universitas umum menerima calon mahasiswa penghafal Alquran, di tengah persaingan ketat di luar bidang tersebut.

Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Machasin  mengapresiasi kebijakan Universitas Andalas (Unand), Sumatera Barat, yang memberi kesempatan bagi para siswa Muslim hafiz Alquran untuk berkuliah di sana. Machasin menilai, kebijakan Universitas Andalas yang menerima hafidz Alquran menjadi mahasiswa, dapat memacu para siswa Muslim untuk semakin giat membaca dan menghafal Alquran.

Kendati demikian, Machasin berpendapat, sebaiknya hafiz Alquran tidak menjadi syarat mutlak untuk para siswa agar dapat menjadi mahasiswa Unand. "Ada baiknya, jika tahfiz Alquran ini hanya menjadi tambahan nilai bagi yang ingin masuk," tuturnya menerangkan kepada Republika, Ahad (3/4).

Sebab, ia menilai, bila hafiz Alquran dijadikan satu-satunya syarat penentu untuk menyeleksi calon mahasiswa, hal tersebut juga kurang baik. "Jadi jangan sampai mengurangi syarat-syarat yang lain," jelas Machasin.

Menurutnya, kebijakan Unand layak ditiru universitas-universitas lainnya di Indonesia. "Seperti prestasi olahraga dan prestasi kepemimpinan, kan dihargai. Ini prestasi agama sedemikian baik, kenapa tidak kita hargai juga," ujarnya.

Pada 2015, melalui pola penerimaan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN), Unand menerima 19 calon mahasiswa yang hafal Alquran minimal lima juz. Sebanyak 12 prodi menerima mahasiswa-mahasiswa tersebut.

Kebijakan menerima para hafiz Alquran akan kembali diterapkan Unand tahun ini. Para calon mahasiswa hafiz Alquran tersebut, nantinya akan diuji oleh tim penguji halafan Alquran yang memiliki reputasi level nasional. Sumber berita 1 Sumber berita 2
Share on Google Plus

About H. Hannan Putra, Lc

Artikel yang ditulis H. Hannan Putra, Lc dalam blog ini dirangkum dari berbagai sumber media. Diantaranya; rubrik Dialog Jumat- Khasanah- Islam Digest di Koran Republika, Republika Online, Majalah Al-Ribath PPMI Mesir, Jurnal Sinai, dakwatuna, Islam Media, Era Muslim, dan media Islam lainnya baik cetak maupun elektronik. Selain itu ada juga beberapa tulisan yang belum diterbitkan. Silahkan mengkopy-paste tulisan-tulisan tersebut untuk syiar dan dakwah Islam. Jangan lupa mencantumkan sumber dari tulisan yang dicopy. Supaya kritikan/ masukan atas tulisan-tulisan tersebut bisa sampai ke penulis.

"Saya bukanlah Ulama, walau cita-cita terbesar saya adalah itu. Saya hanya seorang muballigh yang baru belajar berdakwah dengan lisan dan tulisan. Kajian saya bersifat sederhana, karena memang peruntukan utamanya untuk diri saya sendiri, keluarga, dan masyarakat awam. Saya sangat terbuka untuk berdiskusi. Saya mengusung Islam moderat, anti-fanatisme dan radikalisme. Saya bermazhab Syafi'i. Tapi dalam pemikiran saya lebih suka lintas mazhab dan tak ingin dibatasi oleh kelompok, golongan, atau kepentingan politik. Misi dakwah saya, mengajak anda kepada luasnya Islam, bukan kepada sempitnya golongan." Wassalam, H. Hannan Putra, Lc.
    Blogger Comment
    Facebook Comment