Oleh; H. Hannan Putra, Lc
Ada tiga orang sahabat yang terkenal keshalehannya, namun tak ikut Perang
Tabuk. Mereka adalah; Ka'ab bin Malik, Murarah bin ar-Rabi' al-'Umariy,
dan Hilal bin Umayyah al-Waqifiy. Mereka ini diboikot Rasulullah SAW,
dikucilkan kaum muslimin. Mereka ke luar rumah, ke pasar, shalat
berjamaah ke masjid, dsb tanpa satupun umat Islam yang menyapa mereka.
Terbayangkah bagaimana menjalani hidup seperti ini? Mereka mengemis
ampunan dari Nabi SAW agar kembali diterima sebagai bagian dari Kaum
Muslimin. Perihnya hidup yang mereka rasakan, hingga pada akhirnya Allah
menerima taubat mereka.
Sebagaimana dikisahkan dalam Al-Quran, "Dan
terhadap tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan taubat) mereka,
hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu
luas, dan jiwa mereka pun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta
telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah
melainkan kepada-Nya saja. Kemudian, Allah menerima taubat mereka agar
mereka tetap dalam taubatnya. Sesungguhnya Allah-lah Yang Maha Menerima
taubat lagi Maha Penyayang." (QS. At-Taubah:118).
Bagi mereka yg
tidak ikut aksi 411 dan 212, mungkin tak perlu mendapatkan hukuman
seperti yang dialami tiga sahabat di atas. Karena aksi 212 bukanlah
perang seperti halnya Perang Tabuk. Walau ada ulama yang juga
mengategorikan aksi bela Islam tersebut sebagai bahagian dari jihad.
Tapi bagi mereka yang tidak ikut, tidak menyumbang, tidak
berkontribusi, bahkan tidak terucap sepatah doapun tentang aksi bela
Islam 212 ini, tidakkah mereka merasa dirinya masih bahagian dari kaum
muslimin? Tidakkah mereka mencontoh Ka'ab bin Malik atau sahabat-sahabat
lain agar Allah SWT dan Kaum Muslimin "mengampuni" mereka?
Blogger Comment
Facebook Comment