photo banner-rumah-pustaka-blog_zpse71xpgpt.gif

Menelusuri Misteri Gunung Emas di Sungai Eufrat

Dalam hadis-hadis tentang akhir zaman, persoalan Sungai Eufrat yang akan menyibakkan gunung emas terus menjadi berbincangan hangat. Hingga saat ini, belum ada bukti autentik tentang keberadaan gunung emas tersebut. Persoalan ini baru sebatas spekulasi dari para ilmuwan tentang keberadaannya.

Sebagai umat Islam, wajib hukumnya mengimani apa yang telah disabdakan Rasulullah SAW tentang adanya gunung emas tersebut. Sabda Beliau SAW, "Kiamat tidak akan terjadi sehingga Sungai Eufrat surut dan menyibakkan gunung emas. Di atasnya orang-orang berperang sehingga dari setiap seratus orang akan terbunuh sembilan puluh sembilan. Setiap orang dari mereka mengatakan, 'Mudah-mudahan akulah orang yang selamat itu'." (HR Bukhari Muslim).

Hadis lain juga menyebutkan, "Hampir tiba masanya, Sungai Eufrat surut menyingkapkan pembendaharaan emas. Siapa yang menghadirinya, janganlah mengambilnya sedikitpun." (HR Bukhari Muslim).

Kedua hadis sahih ini tak diragukan lagi kebenarannya. Persoalannya, tak seorang pun mengetahui secara pasti tentang letak gunung emas yang dimaksudkan. Hal ini masih ditutup Allah SWT karena ia merupakan tanda-tanda akhir zaman.

Terkait hal ini, Ibnu Hajar mengatakan, surutnya air Sungai Eufrat akan terjadi menjelang kemunculan al-Mahdi. Demikian pula disebutkan dalam kitab Al-Burhan fi `Alamat al-Mahdi Akhir az-Zaman. Jadi, ada waktu yang ditetapkan Allah SWT kapan Dia akan memperlihatkannya. Tak seorang pun akan mengetahuinya sampai benar-benar disibakkan oleh Allah SWT sendiri.

Di samping itu, beberapa spekulasi dari ilmuwan dan para ulama pun punya beragam penafsiran. Ada yang menafsirkan, gunung emas tersebut hanyalah kiasan. Misalkan, gunung emas bisa dikiaskan dengan minyak bumi karena keduanya mempunyai nilai manfaat yang sama. Hal ini disampaikan Abu Ubaidah dalam ta'liq-nya terhadap kitab An-Nihayah Fil Fitan (1:208) karya Ibnu Katsir.

Ada juga para ulama yang tetap berpegang pada keaslian nash, yaitu benar-benar gunung emas yang akan muncul. Ulama seperti Syekh Yusuf al-Wabil tidak sependapat jika gunung emas ditafsirkan dengan minyak bumi. Alasannya, minyak bumi tidaklah sama dengan emas. Dalam lafaz hadis disebutkan bahwa air sungai akan menyingkap gunung emas yang dilihat orang. Sedangkan, minyak bumi hanya bisa didapatkan dengan digali dari perut bumi dari dengan menggunakan peralatan.

Lalu, di manakah prediksi gunung emas yang dimaksudkan? Dalam bahasa Arab, "eufrat" atau "al-Furat" berarti air yang paling segar. Menurut Dr Syauqi Abu Khalil dalam Athlas Al-Hadith Al-Nabawi, Eufrat adalah sungai yang mengalir dari timur laut Turki. Ia mengatakan, sungai sepanjang 2.375 kilometer ini membelah Pengunungan Toros, melewati Suriah di Kota Jarablus, melewati Irak di Kota al-Bukmal, dan bertemu Sungai Tigris di al-Qurnah yang bermuara di Teluk Arab.

Saya punya teori baru tentang hal ini. Sebagaimana pernah saya tulis di rubrik Ensiklopedi di Koran Republika, ada teori menarik yang saya dapat hasil berdiskusi dengan pemuka adat Minangkabau. Walau keabsahan teori ini belum 100 persen pula saya yakini.

Teori ini mengatakan, sungai Eufrat tidak harus berada di negeri Timur Tengah. Ada sumber lain yang bisa dikaji, seperti dari Taurat (Old Testament). Taurat sendiri juga berbicara soal gunung emas. Dalam Taurat ada suatu tempat bernama Ophir, yaitu suatu pelabuhan antah barantah yang pernah disinggahi Nabi Sulaiman. Ophir sendiri berasal dari bahasa Hibru (Hebrew), yaitu bahasanya orang Yahudi.

Sejauh penelusuran saya saat ini, hanya ada satu nama tempat di dunia ini yang bernama Ophir, yaitu sebuah kampung di Kecamatan Suliki Gunung Emas, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat.

Posisi kampung ini berada di aliran sungai yang berasal dari gunung yang disebut warga setempat dengan Gunuang Ameh (Gunung Emas). Di Kecamatan Suliki Gunung Emas ini juga banyak ditemui situs megalitikum dari zaman purbakala. Jadi, bisa saja gunung emas yang dimaksudkan hadis Nabi SAW dan Taurat ada di sana.

Konon kabarnya di zaman penjajahan Belanda, banyak bongkahan emas yang dibawa penjajah dari kecamatan tersebut. Tempat itu pernah menjadi tambang emas sebelum akhirnya ditutup. Penjajah Belanda secara khusus membuka tambang emas terselubung di tempat ini.

Masyarakat menyebutnya "Lubang Belanda". Berbeda dengan lubang Jepang di Bukittingi, lubang Belanda  Kabupaten Limapuluh Kota bukan untuk persembunyian ataupun untuk perlindungan saat perang. "Lubang" ini merupakan lahan tambang emas yang terletak di di Manggani, Nagari Koto Tinggi, Kecamatan Gunuang Omeh. Karena jumlah lubang tersebut ada 13 titik, sebahagian masyarakat ada yang menamakan lubang bekas galian tambang emas itu dengan sebutan lubang 13.

Lubang bekas tambang emas tersebut, dibangun pada tahun 1914 sampai 1942 lalu. Kedalamammnya pun bervariasi, hingga lebih dari 100 meter. Lubang ini sempat ditinggalkan oleh Belanda dan dan diambil alih oleh Jepang ditahun 1940 lalu.

Setelah Indonesia merdeka dan perang dunia berakhir, Jepang kembali ke negaranya, secara terpaksa pasukan Jepang yang berada di Manggani turut meninggalkan tambang emas dan membiarkan  13 lubang itu menganga terbuka lebar. Semenjak merdeka, tambang emas Manggani tidak lagi digarap sampai sekarang ini. Sehingga bekas  galian seperti lubang tempat pencari emas,  sudah ditumbuhi rumput-rumput hijau.


Saat ini, Kecamatan Suliki Gunuang Ameh menjadi tempat perburuan batu akik oleh warga setempat. Bagaimanapun teori-teori yang berkembang, tentu saja hal ini masih sebatas teori. Misteri gunung emas yang disebutkan hadis Rasulullah SAW sendiri sampai sekarang belum bisa dijelaskan teknologi modern manapun. Wallahu'alam
Share on Google Plus

About H. Hannan Putra, Lc

Artikel yang ditulis H. Hannan Putra, Lc dalam blog ini dirangkum dari berbagai sumber media. Diantaranya; rubrik Dialog Jumat- Khasanah- Islam Digest di Koran Republika, Republika Online, Majalah Al-Ribath PPMI Mesir, Jurnal Sinai, dakwatuna, Islam Media, Era Muslim, dan media Islam lainnya baik cetak maupun elektronik. Selain itu ada juga beberapa tulisan yang belum diterbitkan. Silahkan mengkopy-paste tulisan-tulisan tersebut untuk syiar dan dakwah Islam. Jangan lupa mencantumkan sumber dari tulisan yang dicopy. Supaya kritikan/ masukan atas tulisan-tulisan tersebut bisa sampai ke penulis.

"Saya bukanlah Ulama, walau cita-cita terbesar saya adalah itu. Saya hanya seorang muballigh yang baru belajar berdakwah dengan lisan dan tulisan. Kajian saya bersifat sederhana, karena memang peruntukan utamanya untuk diri saya sendiri, keluarga, dan masyarakat awam. Saya sangat terbuka untuk berdiskusi. Saya mengusung Islam moderat, anti-fanatisme dan radikalisme. Saya bermazhab Syafi'i. Tapi dalam pemikiran saya lebih suka lintas mazhab dan tak ingin dibatasi oleh kelompok, golongan, atau kepentingan politik. Misi dakwah saya, mengajak anda kepada luasnya Islam, bukan kepada sempitnya golongan." Wassalam, H. Hannan Putra, Lc.
    Blogger Comment
    Facebook Comment