photo banner-rumah-pustaka-blog_zpse71xpgpt.gif

YMPM Syahadatkan 33 Warga Mentawai

DAKWAHSUMBAR.COM -- Para dai pedalaman yang tergabung dalam Yayasan Muslim Peduli Mentawai (YMPM) menggelar acara syahadat massal, Senin (4/1/2016) lalu. Dalam acara tersebut, sebanyak 13 orang muallaf bersyahadat disaksikan ratusan umat Islam di Masjid Islamic Centre Desa Mailepet Kecamatan Siberut Barat Daya Kepulauan Mentawai.

Ketua YMPM Ustadz Muhammad Shiddieq mengatakan, pensyahadatan tersebut sudah tahapan yang ketiga kalinya yang digelar pengurus YMPM kepada warga Dusun Tiop dalam kurun waktu dua pekan terakhir. "Pensyahadatan sebelumnya dilaksanakan di Sekretariat YMPM Desa Maileppet Kecamatan Siberut Selatan. Pensyahadatan tahap pertama berjumlah 15 orang. Sedangkan pada tahap dua berjumlah 5 orang," jelas Ustadz Shiddieq kepada Republika, Ahad (10/1) lalu.

Shiddieq yang mengaku baru saja pulang dari Mentawai tersebut mengisahkan, para muallaf yang baru saja masuk Islam tersebut disambut penuh haru. Semakin hari, semakin bertambah saja anggota keluarga umat Islam di Kepulauan Mentawai. Menurutnya, masih banyak lagi warga Mentawai yang antusias dengan ajaran Islam dan kemungkinan akan masuk Islam sesegranya.

"Pensyahatan sebelumnya dibimbing langsung oleh da'i YMPM Ustadz Iman Sulaeman. Untuk yang tahap ketiga ini, saya langsung yang membimbing didampingi rekan-rekan YMPM yang banyak datang dari luar Mentawai," kisah Ustadz Shiddieq.

Dengan bertambahnya jumlah muallaf 13 orang tersebut, jumlah para muallaf yang telah masuk Islam dalam dua pekan terakhir sudah mencapai 33 orang. "Ini semua berkat limpahan hidayah dari Allah SWT. Sekarang jumlah Muslim di Tiop sudah 33 orang, Alhamdulillah," ujar Shiddieq.

Pelaksanaan acara tersebut tidaklah berjalan mulus begitu saja. Shiddieq mengisahkan, jelang digelarnya acara sempat terjadi konflik kecil dengan warga Nasrani. Hal ini disebabkan protes yang diajukan Pimpinan gereja Tiop.

"Syukurlah, berkat bertolongan Allah dan pendekatan secara persuasif dengan kepala desa, akhirnya masalah ini cepat teratasi. Calon muallaf itu sendiri yang mendatangi pihak gereja agar tak mengganggu atau memaksakan keyakinan kepada orang lain," kisah Shiddieq.

Kepala desa setempat, Katurai mengapresiasi dan menyambut positif acara yang dilaksanakan YMPM. Ia berpendapat, kehadiran umat Islam di Desa Tiop Mentawai membawa rahmat bagi pulau tersebut. Di samping itu, ia menghimbau semua pihak untuk tetap menjaga kerukunan umat beragama.

"Agama Islam telah membuktikan banyak jasa untuk negara Indonesia. Maka sebagai pihak perwakilan pemerintah terendah di daerah ini, saya harus bersikap netral dan menghormati bahkan harus menjunjung tinggi keinginan warga saya yang akan memeluk Islam," jelas Katurai yang memeluk agama Nasrani tersebut.

"Saya tidak ingin di daerah yang saya pimpin ada konflik agama, memang di Tiop calon muslim sedikit tapi umat Islam paling banyak di Indonesia," tambahnya.

Katurai juga menegaskan, ia akan tetap netral dalam memandang umat beragama di daerahnya. Ia juga menjamin hak umat Islam untuk membangun rumah ibadah (masjid) di Tiop serta melindungi kebebasan umat Islam dalam menjalankan ibadah. "Kedepannya umat Muslim pasti memerlukan masjid sebagai pusat rumah ibadah mereka di sini. Sebab kalau mereka sudah muslim sudah pasti dia akan memerlukan rumah ibadah. Ini pasti," paparnya.

Seiring dengan pidato sang kepala Desa Tiop itu, ia juga langsung mengeluarkan surat pemberitahuan pembanguan masjid kepada warga Dusun Tiop. "Kami sudah mengantongi surat tersebut. Dengan surat pemberitahuan Kepala Desa ini sama artinya Kepala Desa telah mengeluarkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) kepada warga muslim untuk mendirikan rumah ibadah mereka," jelas Shiddieq menambahkan.

Karena sikap koperatif yang ditunjukkan Kepala Desa Tiop tersebut, YMPM menimbang agar gelaran acara pensyahadatan juga diselenggarakan secara arif. Semula, rencananya gelaran acara tersebut dilaksanakan secara besar-besaran. Akhirnya acara tersebut dilaksanakan secara bertahap sebanyak tiga kali.

"Itu alasan kita melaksanakan acara secara bertahap. Lokasinya juga kita pindahkan dari yang semula direncanakan di lokasi Dusun Tiop akhirnya dipindahkan ke Masjid Islamic Centre Desa Mailepet Kecamatan Siberut Barat Daya, di sebelah Sekretarian YMPM," jelasnya.

Shiddieq mengatakan, toleransi yang ditunjukkan YMPM untuk menjaga kerukunan umat beragama di Desa Tip agar tak terjadi gesekan. "Semua ini dilaksanakan hanya untuk menjaga supaya jangan sampai terjadi kecemburuan sosial yang berlebihan dari kalangan non muslim terhadap perkembangan Islam di Tiop Kabupaten Mentawai. Kalau tidak berhati-hati akan bisa mempengaruhi kerukunan antar ummat beragama dan dapat mengakibatkan terganggunya keharmonisan antar sesama warga," paparnya.

Setelah pensyahadatan dilaksanakan, Pengurus YMPM menyerahkan paket bantuan perlengkapan ibadah berupa; kain sarung, sajadah, mukena, Alquran, Iqra', peci, rompi, buku panduan berwuduk dan shalat, serta buku-buku Islami. Setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, nama 33 orang Muallaf tersebut langsung diganti dengan nama-nama Islam.

"Para muallaf langsung di bimbing melaksanakan mandi wajib atau mandi thaharah yang langsung di bimbing oleh Ustadz Abu Dzaky. Setelah itu para muallaf juga di ajarkan bimbingan tata cara berwuduk dan tata cara shalat serta pembinaan keIslaman," jelas Shiddieq. Ia mengatakan, program selanjutnya untuk para mualaf adalah khitan atau sunnat massal. [HANNAN PUTRA/ DAKWAHSUMBAR.COM]
FOTO-FOTO:








Share on Google Plus

About H. Hannan Putra, Lc

Artikel yang ditulis H. Hannan Putra, Lc dalam blog ini dirangkum dari berbagai sumber media. Diantaranya; rubrik Dialog Jumat- Khasanah- Islam Digest di Koran Republika, Republika Online, Majalah Al-Ribath PPMI Mesir, Jurnal Sinai, dakwatuna, Islam Media, Era Muslim, dan media Islam lainnya baik cetak maupun elektronik. Selain itu ada juga beberapa tulisan yang belum diterbitkan. Silahkan mengkopy-paste tulisan-tulisan tersebut untuk syiar dan dakwah Islam. Jangan lupa mencantumkan sumber dari tulisan yang dicopy. Supaya kritikan/ masukan atas tulisan-tulisan tersebut bisa sampai ke penulis.

"Saya bukanlah Ulama, walau cita-cita terbesar saya adalah itu. Saya hanya seorang muballigh yang baru belajar berdakwah dengan lisan dan tulisan. Kajian saya bersifat sederhana, karena memang peruntukan utamanya untuk diri saya sendiri, keluarga, dan masyarakat awam. Saya sangat terbuka untuk berdiskusi. Saya mengusung Islam moderat, anti-fanatisme dan radikalisme. Saya bermazhab Syafi'i. Tapi dalam pemikiran saya lebih suka lintas mazhab dan tak ingin dibatasi oleh kelompok, golongan, atau kepentingan politik. Misi dakwah saya, mengajak anda kepada luasnya Islam, bukan kepada sempitnya golongan." Wassalam, H. Hannan Putra, Lc.
    Blogger Comment
    Facebook Comment