photo banner-rumah-pustaka-blog_zpse71xpgpt.gif

Perguruan Islam Ar Risalah, Melahirkan Generasi Penuh Berkah

REPUBLIKA.CO.ID, Salah satu fungsi dunia pendidikan adalah memperkenalkan dengan berbagai macam bidang dan keahlian. Anak didik diharapkan tidak hanya menguasai satu bidang saja, tetapi dengan berbagai keahlian untuk bekalnya kelak.

Inilah yang ditekankan oleh Perguruan Islam Ar Risalah Padang Sumatera Barat. Seperti tercermin dari mottonya, "melahirkan generasi penuh berkah", diharapkan berbagai keahlian yang diajarkan merupakan sebuah keberkahan.

"Berkah itu maknanya jawami'ul khair (kumpulan seluruh kebaikan). Kita harapkan, kebaikan itu bukan hanya cukup untuk dirinya saja, tetapi bisa ia berikan untuk orang lain," tutur Ketua Yayasan Pendidikan Ar Risalah, H M Soleh Zulfahmi Lc MA kepada Republika, Ahad (30/3).

Bibit-bibit keberkahan itulah yang ingin dipelihara oleh Ar Risalah. Menurut Soleh, apapun bidang yang akan dipilih oleh siswanya nanti diharapkan bisa membawa keberkahan bagi diri dan lingkungannya.

Untuk mewujudkan generasi penuh berkah tersebut, Ar Risalah mempunyai delapan program unggulan. Delapan Muwasshafat itu adalah; aqidah yang benar, ibadah yang benar, akhlak yang mulia, wawasan yang luas, trampil, mandiri, dan bermanfaat. "Masing-masingnya punya indikator yang kita wujudkan di setiap jenjang pendidikan," tutur Irsyad.

Diharapkan, dengan delapan karakter yang digembleng Ar Risalah bisa melahirkan generasi yang unggul. Disamping mereka cerdas secara intelektualitas, mereka mapan dalam hal duniawinya, dan mempunyai spiritual yang kuat.

Delapan muwasshafat (karakteristik) tersebut ditanamkan kepada seluruh siswa selama enam tahun dengan program boarding school (diasramakan). "Dengan diasramakan ini, anak-anak akan terkontrol 24 jam sehari. Mereka akan dibina oleh 25 hingga 30 pengasuh selama diluar kelas," tutur Saleh.

Ar Risalah membedakan antara pendidikan di sekolah dengan pembinaan di asrama. Keduanya mempunyai penilaian berbeda, pengasuh berbeda, dan raport yang berbeda pula. Kepala Asrama dan Kepala Sekolah mempunyai tugas berbeda dengan waktu yang berbeda pula.

Penilaian kepribadian yang dikeluarkan oleh Asrama nantinya diselaraskan dengan penilaian akademik yang dikeluarkan sekolah. "Keduanya harus sejalan. Misalkan anak yang bagus nilainya di sekolah tapi bermasalah kepribadiannya, jangan harap bisa menjadi siswa berprestasi," tutur Saleh.

Pimpinan Perguruan Yayasan Ar Risalah, H Irsyad Safar Lc MEd menambahkan, anak-anak yang masuk ke Ar Risalah merupakan anak-anak pilihan. Dari 800 orang yang mengikuti tes, hanya 192 yang diterima. Untuk itulah, ketika inputnya bagus, outputnya harus lebih bagus dari yang lain. "Rata-rata, yang masuk kesini adalah anak-anak juara. Mereka berprestasi di sekolah mereka dahulu. Jadi ketika tamat, mereka harus lebih unggul dari yang lain," tutur Irsyad kepada Republika.

Menurut Irsyad, ilmu dan kepribadian yang ditanamkan kepada anak didiknya harus melihat jangka panjang. Kebutuhan di masa yang akan datang tentu jauh lebih kompleks dari saat ini. Inilah tantangan bagi sekolah-sekolah agar bisa membekali siswanya dengan berbagai keahlian. "Anak-anak ini akan hidup pada masanya. Bukan hanya lima tahun mendatang, tapi 20-30 tahun mendatang. Jadi, bagaimana mereka ini bisa menjadi pemimpin pada masanya nanti," papar Irsyad.

Irsyad mengatakan, bekal paling utama bagi anak didiknya adalah kemampuan bahasa. Dengan menguasai bahasa asing seperti Inggris dan Arab, diharapkan bisa membuka cakrawala pengetahuan bagi siswa. Bahasa ibarat kunci yang digunakan siswa untuk membuka gudang ilmu.

"Dunia ini akan ditakhlukkan dengan bahasa, sains dan agama ditakhlukkan dengan bahasa. Jadi ini yang kita tekankan dengan program english week/ arabic week. Sepekan mereka berbahasa arab, dan sepekan pula berbahasa inggris," tuturnya.

Disamping bahasa, hafalan Alquran juga menjadi fokus Ar Risalah. "Tahun ini kita targetkan lebih. Hafalan Alquran dulu satu juz setahun. Tapi mulai tahun yang kemarin ini, kita sudah mulai menargetkan setahun dua juz. Jadi satu semester satu juz," ujarnya.

Ketika memasuki Aliyah, siswa akan dihadapkan kepada beberapa jurusan, yaitu; jurusan IPA, Bahasa, dan Timur Tengah. Jurusan Timur Tengah memang khusus diperuntukkan bagi mereka yang akan melanjutkan studi ke Timur Tengah. Untuk itu, mereka dibekali lebih dengan hafalan Alquran, bahasa Arab, dan keilmuan Islam layaknya pondok pesantren.

Jurusan Timur Tengah juga berbeda dari segi hafalan Alquran. Ditargetkan selama enam tahun di Ar Risalah, mereka sudah mengkhatamkan hafalan Alquran 30 juz. "Jadi, disamping mereka mendapatkan ijazah Aliyah, mereka juga punya ijazah tahfidz Alquran," terangnya.

Irsyad mengatakan, sejak awal berdiri seluruh siswa Ar Risalah lulus 100 persen. Menurutnya, siswa Ar Risalah bisa melanjutkan kuliah ke kampus yang mereka inginkan.

Saat ini Ar Risalah sudah menamatkan dua alumni. Seperti jurusan Timur Tengah, saat ini berjumlah 40 orang di Mesir, dua orang di Madinah, satu orang di Sudan. Sisanya, ada lima orang di Jerman, Dua di Malaysia. "Tamatan kita juga banyak diterima di Universitas faforit di Indonesia, seperti ITB, UGM, UI, dan lainnya," terang Irsyad.

Dari segi prestasi, siwa Ar Risalah sudah mampu menembus ke tingkat Nasional. Seperti olimpiade nasional fisika dan biologi. Demikian juga dengan penguasaan kitab gundul sebagai ciri khas perguruan Islam. Ar Risalah maju ke tingkat nasinal mewakili sumbar dan mendapatkan mendali musabaqah qira'atil kutub. Nilai ujian akhir juga tak lepas dari tiga besar se-Sumatera Barat.

"Untuk sekolah agama baik negri maupun swasta, sejak 2010 sampai hari ini kita selalu juara satu se-Sumatera Barat, baik UN (ujian Nasional) maupun pra-UN," terang Irsyad.

Kini, Ar Risalah sudah dikenal luas di Sumatra Barat sebagai salah satu Perguruan Islam faforit. Menurut Irsyad, kebanyakan cendekiawan muslim di Sumatera Barat menyekolahkan anaknya di Ar Risalah. "Ada anak didik kita yang orang tuanya profesor, doktor, dan macam-macam. Tiga dari lima Dekan fakultas di IAIN Padang, anaknya sekolah disini. Rektor UNP (Universitas Negri Padang) dan guru-guru besar Unand (Universitas Andalas) juga ada disini," terang Irsyad.

Dari tahun ke tahun, biaya promosi sekolah juga semakin minim. Tahun ini, nyaris tidak ada spanduk atau baliho Penerimaan Siswa Baru (PSB) yang dipajang diluar Kota Padang. Semua siswa yang mendaftar berdasarkan rekomendasi dari orang tua siswa lainnya. "Kalau dulu awal-awal kita bahkan sampai direct selling. Tapi sekarang, tinggal menerima murid saja," tambah Irsyad.

Share on Google Plus

About H. Hannan Putra, Lc

Artikel yang ditulis H. Hannan Putra, Lc dalam blog ini dirangkum dari berbagai sumber media. Diantaranya; rubrik Dialog Jumat- Khasanah- Islam Digest di Koran Republika, Republika Online, Majalah Al-Ribath PPMI Mesir, Jurnal Sinai, dakwatuna, Islam Media, Era Muslim, dan media Islam lainnya baik cetak maupun elektronik. Selain itu ada juga beberapa tulisan yang belum diterbitkan. Silahkan mengkopy-paste tulisan-tulisan tersebut untuk syiar dan dakwah Islam. Jangan lupa mencantumkan sumber dari tulisan yang dicopy. Supaya kritikan/ masukan atas tulisan-tulisan tersebut bisa sampai ke penulis.

"Saya bukanlah Ulama, walau cita-cita terbesar saya adalah itu. Saya hanya seorang muballigh yang baru belajar berdakwah dengan lisan dan tulisan. Kajian saya bersifat sederhana, karena memang peruntukan utamanya untuk diri saya sendiri, keluarga, dan masyarakat awam. Saya sangat terbuka untuk berdiskusi. Saya mengusung Islam moderat, anti-fanatisme dan radikalisme. Saya bermazhab Syafi'i. Tapi dalam pemikiran saya lebih suka lintas mazhab dan tak ingin dibatasi oleh kelompok, golongan, atau kepentingan politik. Misi dakwah saya, mengajak anda kepada luasnya Islam, bukan kepada sempitnya golongan." Wassalam, H. Hannan Putra, Lc.
    Blogger Comment
    Facebook Comment