Oleh; H. Hanna Putra, Lc
Secuil makanan yang haram akan mengendap dalam perut seseorang.
Ia akan tumbuh bersama daging dan darah. Tubuh manusia manapun yang
tumbuh berkembang dan yang haram, maka nerakalah yang paling layak
untuknya.
Para salafus shaleh tahu benar dari mana mereka makan
rasa mereka menjadi bersih, badan menjadi sehat, hati bersinar. Ketika
makanan dan minuman orang-orang terkemudian rusak, cahaya petunjuk dalam
hati mereka menjadi redup.
Dalam sebuh hadits Rasulullah
bersabda, "Tidaklah seorang hamba makan makanan lebih baik daripada ia
makan makanan dari hasil usaha tangannya sendiri, dan sungguh Nabi Daud
AS makan makanan dari hasil usaha tangannya sendiri.”
Nabi
Zakaria AS adalah seorang tukang kayu, Nabi Daud seorang tukang pandai
besi, Nabi Muhammad dan beberapa nabi lain SAW pernah menggembala
kambing.
Islam menyeru kepada usaha dan mencari rizki, tetapi
dari pintu-pintu yang dihalalkan. Allah SWT berfirman, "Dan janganlah
kamu mendekati harta anak yatim kecuali dengan cara yang lebih baik.”
(QS. Al-lsra’, 34).
Dalam ayat lain Allah SWT juga berfirman,
"Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara dzalim,
sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk
ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)." (QS. An-Nisa’, 10).
Semakna
dengan ayat tersebut Allah juga berfirman, "Dan janganlah sebahagian
kamu makan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang
batil dan janganlah kamu membawa urusan harta itu ke hakim, supaya kamu
dapat memakan sebagian dari harta benda orang lain itu dengan jalan
berbuat dosa padahal kamu mengetahui." (QS. Al-Baqarah, 188).
Selain
itu, harta haram dari riba juga mendapat ancaman. Sebagaimana firman
Allah SWT, "Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran
tekanan penyakit gila." (QS. Al-Baqarah, 275).
Demikian juga
harta yang didapat dari hasil korupsi dan sogokan. Rasulullah SAW
bersabda, “Allah melaknat orang yang menyogok dan yang disogok.”
Ibnul
Qayyim AJ-Jauzi mengisahkan kepada kita dalam Shaidul Khatir bahwa ia
makan makanan syubhat, hatinya kemudian berubah dan gelap untuk beberapa
lama. Oleh karena itu. karena kesucian hati para salaf merasakan
perubahan pada hati mereka.
Orang yang tidak mempedulikan
kehalalan makanan dan minuman yang masuk melalui tenggorokannya sudah
pasti akan menjadikannya berperilaku yang haram pula. Karena setiap
darah dan daging yang memproduksi energinya berasal dari yang haram,
tentu energi yang dia hasilkan akan menjurus kepada yang haram pula.
Sebagian
mereka minum minuman keras dan yang memabukkan dengan segala macam dan
jenisnya. Mereka ini sama sekali tidak akan merasakan lezatnya ibadah
dan manisnya ketaatan kepada Allah. Mereka akan hidup dalam keadaan
gundah, cemas, tak dapat merasakan kebahagiaan, dan tidak mempunyai
waktu saat doanya dikabulkan Allah.
Oleh karena itu, orang yang
tidak membuat perutnya berpuasa, maka ia seakan-akan tidak berpuasa.
Orang yang berpuasa dari yang haram, berhati-hati dalam makanan dan
minuman ia akan masuk surga.
Dikutip dari tulisan Ustadz H. Hannan Putra, Lc di kolom Republika. Sumber:http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/12/08/12/m8m3fq-memakan-harta-hasil-korupsi-inilah-akibatnya




Blogger Comment
Facebook Comment