photo banner-rumah-pustaka-blog_zpse71xpgpt.gif

Memakan Harta Hasil Korupsi, Inilah Akibatnya

Oleh; H. Hanna Putra, Lc Secuil makanan yang haram akan mengendap dalam perut seseorang. Ia akan tumbuh bersama daging dan darah. Tubuh manusia manapun yang tumbuh berkembang dan yang haram, maka nerakalah yang paling layak untuknya.

Para salafus shaleh tahu benar dari mana mereka makan rasa mereka menjadi bersih, badan menjadi sehat, hati bersinar. Ketika makanan dan minuman orang-orang terkemudian rusak, cahaya petunjuk dalam hati mereka menjadi redup.

Dalam sebuh hadits Rasulullah bersabda, "Tidaklah seorang hamba makan makanan lebih baik daripada ia makan makanan dari hasil usaha tangannya sendiri, dan sungguh Nabi Daud AS makan makanan dari hasil usaha tangannya sendiri.”

Nabi Zakaria AS adalah seorang tukang kayu, Nabi Daud seorang tukang pandai besi, Nabi Muhammad dan beberapa nabi lain SAW pernah menggembala kambing.

Islam menyeru kepada usaha dan mencari rizki, tetapi dari pintu-pintu yang dihalalkan. Allah SWT berfirman, "Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim kecuali dengan cara yang lebih baik.” (QS. Al-lsra’, 34).

Dalam ayat lain Allah SWT juga berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara dzalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)." (QS. An-Nisa’, 10).

Semakna dengan ayat tersebut Allah juga berfirman, "Dan janganlah sebahagian kamu makan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan janganlah kamu membawa urusan harta itu ke hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian dari harta benda orang lain itu dengan jalan berbuat dosa padahal kamu mengetahui." (QS. Al-Baqarah, 188).

Selain itu, harta haram dari riba juga mendapat ancaman. Sebagaimana firman Allah SWT, "Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran tekanan penyakit gila." (QS. Al-Baqarah, 275).

Demikian juga harta yang didapat dari hasil korupsi dan sogokan. Rasulullah SAW bersabda, “Allah melaknat orang yang menyogok dan yang disogok.”

Ibnul Qayyim AJ-Jauzi mengisahkan kepada kita dalam Shaidul Khatir bahwa ia makan makanan syubhat, hatinya kemudian berubah dan gelap untuk beberapa lama. Oleh karena itu. karena kesucian hati para salaf merasakan perubahan pada hati mereka.

Orang yang tidak mempedulikan kehalalan makanan dan minuman yang masuk melalui tenggorokannya sudah pasti akan menjadikannya berperilaku yang haram pula. Karena setiap darah dan daging yang memproduksi energinya berasal dari yang haram, tentu energi yang dia hasilkan akan menjurus kepada yang haram pula.

Sebagian mereka minum minuman keras dan yang memabukkan dengan segala macam dan jenisnya. Mereka ini sama sekali tidak akan merasakan lezatnya ibadah dan manisnya ketaatan kepada Allah. Mereka akan hidup dalam keadaan gundah, cemas, tak dapat merasakan kebahagiaan, dan tidak mempunyai waktu saat doanya dikabulkan Allah.

Oleh karena itu, orang yang tidak membuat perutnya berpuasa, maka ia seakan-akan tidak berpuasa. Orang yang berpuasa dari yang haram, berhati-hati dalam makanan dan minuman ia akan masuk surga.


Dikutip dari tulisan Ustadz H. Hannan Putra, Lc di kolom Republika. Sumber:http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/12/08/12/m8m3fq-memakan-harta-hasil-korupsi-inilah-akibatnya
Share on Google Plus

About H. Hannan Putra, Lc

Artikel yang ditulis H. Hannan Putra, Lc dalam blog ini dirangkum dari berbagai sumber media. Diantaranya; rubrik Dialog Jumat- Khasanah- Islam Digest di Koran Republika, Republika Online, Majalah Al-Ribath PPMI Mesir, Jurnal Sinai, dakwatuna, Islam Media, Era Muslim, dan media Islam lainnya baik cetak maupun elektronik. Selain itu ada juga beberapa tulisan yang belum diterbitkan. Silahkan mengkopy-paste tulisan-tulisan tersebut untuk syiar dan dakwah Islam. Jangan lupa mencantumkan sumber dari tulisan yang dicopy. Supaya kritikan/ masukan atas tulisan-tulisan tersebut bisa sampai ke penulis.

"Saya bukanlah Ulama, walau cita-cita terbesar saya adalah itu. Saya hanya seorang muballigh yang baru belajar berdakwah dengan lisan dan tulisan. Kajian saya bersifat sederhana, karena memang peruntukan utamanya untuk diri saya sendiri, keluarga, dan masyarakat awam. Saya sangat terbuka untuk berdiskusi. Saya mengusung Islam moderat, anti-fanatisme dan radikalisme. Saya bermazhab Syafi'i. Tapi dalam pemikiran saya lebih suka lintas mazhab dan tak ingin dibatasi oleh kelompok, golongan, atau kepentingan politik. Misi dakwah saya, mengajak anda kepada luasnya Islam, bukan kepada sempitnya golongan." Wassalam, H. Hannan Putra, Lc.
    Blogger Comment
    Facebook Comment